Jumat, 16 Mei 2014

INGIN MENGHINDARI KEMATIAN LELE PADA AWAL BUDIDAYA?








Sangat mudah untuk dijumpai postingan di forum-forum yang menyatakan bahwa lelenya mengambang di permukaan, berdiri tegak ikut upacara dan kena penyakit ini itu dan pada akhirnya berujung pada kematian. Semangat yang berlebih diawal budidaya terkadang membuat kita terlupa untuk mempersiapkan media air tempat lele akan hidup dan tumbuh. Saking semangatnya ingin semuanya cepat namun yang terjadi justru lebih harus “panen” lebih awal, tiap hari nyerok lele yang mati.
KONSTRUKSI KOLAM
Kolam hendaknya dirancang untuk mempermudah perawatan, pergantian air dan pembuangan kotoran (baca postingan tentang konstruksi kolam).
STERILISASI KOLAM
Untuk kolam terpal/semen, kolam dibersihkan dari kerak atau lumut dan cuci dengan disinfectant. Untuk kolam baru dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa bahan kimia. Untuk kolam tanah, lakukan pengeringan, pengapuran dll (baca postingan budidaya di kolam tanah)
PERSIAPAN MEDIA
Persiapan media adalah langkah awal budidaya yang penting untuk menyediakan media bagi lele untuk hidup dan tumbuh. Standard kualitas media air bagi tumbuh kembangnya lele adalah :
- Ph air pada kisaran normal 7-8
- Kadar oksigen terlarut dalam air (dissolved oxygen-DO) 5 ppm
- Suhu ideal air kolam 25-280
Harus disadari bahwa lele terutama yang masih kecil (benih) sangat rentan terhadap segala bentuk perubahan baik itu Ph maupun suhu dan tidak suka air baru.
Persiapan media adalah mengkondisikan air agar “matang” bisa melalui :
- Pengendapan di bak penampungan selama 1 minggu, jika punya aerator dapat dinyalakan.
- Penambahan garam 100gr/m3, bertujuan untuk menekan pertumbuhan jamur/parasit dan menetralkan Ph. Dapat juga menggunakan dolomit untuk kolam dengan media tanah/semen yang cukup luas.
-Khusus untuk kolam statis dengan minim pergantian air, sangat disarankan untuk mempergunakan aplikasi mikroba untuk membantu mengola limbah organik dari feses dan sisa-sisa pakan.
-Daun papaya dapat juga diberikan di kolam selain untuk menetralkan Ph juga sebagai tempat “nangkring” benih
-Untuk benih, jangan ragu untuk mempergunakan sirkulasi kecil untuk membantu menyediakan kadar oksigen terlarut yang cukup atau aerasi kecil dan merata (jangan sampai menimbul arus yang terlalu besar yang dapat menguras tenaga lele untuk bertahan di tengah arus).
Sepanjang kita dapat memenuhi standard kualitas air seperti diatas sepanjang masa budidaya, diharapkan dapat menekan tingkat kematian.
FAKTOR BENIH
Jangan anggap enteng tentang kualitas benih karena bila salah memilih bisa gagal total:
- Benih harus berasal dari Indukan yang unggul yang telah mengalami pemuliaan dan perbaikan genetik, tidak asal besar.
- Hindari beli benih di pasar dengan sistem beli habis perkara, sebisa mungkin belilah dari pembenih yang Anda kenal dan terpercaya yang sudah punya pengalaman bagaimana cara mengirim benih yang benar dan minimal jika terjadi apa-apa dengan benih lele, Anda tahu kemana harus komplain.
- Benih harus sehat dan lincah
- Usahakan membeli benih yang berasal dari lingkungan yang mirip dengan kolam budidaya kita. Benih yang dipelihara di kolam tanah kurang cocok untuk dibudidayakan di kolam terpal/semen.
- Belilah benih yang sudah divaksinasi agar punya kekebalan terhadap penyakit dan lakukan vaksinasi lanjutan agar lele punya kekebalan pada level protective.
AKLIMATISASI
Penebaran benih merupakan kegiatan awal yang penting dalam budidaya lele, kesalahan dalam penebaran benih dapat berakibat fatal. Benih yang dibawa dengan transportasi jarak jauh akan membuat benih dalam kondisi lemah dan bila langsung ditebar, benih berpotensi stress dan bisa berujung pada kematian. Sebelum disebar perlu dilakukan aklimatisasi yaitu proses adaptasi/ penyesuaian dengan lingkungan kolam yang baru. (baca lebih lanjut pastingan terkait)
PADAT TEBAR
Padat tebat standard sekitar 200-300 ekor/m3, padar tebar bisa ditambah jika Anda sudah menguasai teknik budidaya dan daya dukung kolam memadai untuk menyediakan kualitas air yang layak untuk tumbuh kembangnya lele seperti diatas dengan tambahan alat bantu seperti aerasi/sirkulasi.
MENCEGAH LEBIH BAIK DARI MENGOBATI
Sudah banyak postingan tentang penyakit lele, namun terus terang mengobati lele apalagi jumlahnya banyak adalah pekerjaan yang membuang uang dan waktu yang akan menambah biaya produksi kita.
Sumber dari sebagian besar penyakit adalah kualitas air yang buruk yang disebabkan oleh akumulasi bahan organic yang membusuk, mencemari air kolam, menimbulkan gas beracun (ammonia), ph air drop dan menjadi media yang subur bagi berkembangnya jamur dan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit pada lele, maka cara yang mudah dan murah adalah mencegah agar bakteri dan jamur sebagai sumber penyakit tidak berkembang biak dengan menjaga kualitas air :
- Rutin melakukan pergantian air
- Hindari overfeeding atau pemberian pakan secara berlebihan karena selain boros juga dapat cepat merusak kualitas air.
- Rutin membuang kotoran/air dasar kolam
- mengkultur mikroba baik agar mendominasi kolam dan menekan bakteri pathogen
- Melakukan monitoring kualitas air secara rutin dan mengambil langkah yang diperlukan jika kualitas air mulai turun. Penting bagi pembudidaya untuk memiliki alat ukur minimal Ph Meter
PENGGUNAAN HERBAL ALAMI
Kita bisa memanfaatkan tumbuhan yang mempunyai manfaat dalam budidaya lele baik untuk kesehatan lele atau yang mengandung zat imunostimulan untuk kekebalan terhadap serangan bakteri seperti bawang putih, daun sirih, kunyit dan daun papaya, daun ketapang, mengkudu dll.
Dengan menerapkan hal-hal tersebut diatas, diharapkan dapat menghindari kematian di awal budidaya dan bila kita bisa menjaga kualitas air tetap layak bagi tumbuh kembang lele, diharapkan bisa panen dengan hasil yang baik.
Salam dari kami Progo Mandiri Farm – mohon koreksi.

diambil dari: https://www.facebook.com/upr.progomandiri/posts/1424098594525660

0 komentar:

Posting Komentar