Senin, 03 Juni 2013

Produksi dan Pemasaran Kripik Singkong, 6-8 Nopember 2013


Produksi tanggal 6-7 Nopember 2013


Sebagai tindak lanjut dari produksi sebelumnya dimana setiap kali produksi kita masih mencoba menemukan cara-cara yang ideal, baik dari segi cara pengolahan, rasa yang diharapkan dan juga mogal yang digunakan agar sesedikit mungkin dengan laba yang maksimal.
Pada produksi kali ini, kelompok memproduksi lebih banyak dari biasanya yakni 60Kg, ukuran produksi paling banyak selama kami produksi.  Untuk mengantisipasi hal itu, maka kelompok berinisiatif untuk melakukan pengupasan dan pemotongan pada malam hari, usai sholat maghrib.


Singkong yang disiap dirajang
Dan, selesai juga sekitar pukul 22.00 WIB. Lamanya proses ini dikarenakan:
-    Anggota kelompok ada yang tidak hadir
-    Pada proses pemotongan, anggota yang hadir tidak seluruhnya memotong, kebanyakan cuma ngerumpi dan melihat proses yang dilakukan oleh mesin manual (mesin perajang singkong manual)
Setelah dipotong (dirajang), kemudian direndam semalaman. Pada pagi harinya, irisan singkong tersebut kemudian di tiriskan, kemudian dimasukkan kedalam larutan yang telah berisi garam, bawang merah dan putih, serta soda kue, di rendam kurang lebih lebih 30 menit.


Proses perajangan

Proses perajangan

Proses Perajangan

Pada proses penggorengan, dikarenakan banyaknya singkong yang dibuat, ada kesalahan yang kami (kelompok) lakukan, yaitu terlalu banyak memasukkan irisan singkong itu ke wajan yang tidak proporsional dengan minyak yang ada di wajan. Hasilnya, kripik tersebut memakan waktu yang cukup lama untuk matang dalam satu gorengan, serta hasil kripiknya juga tidak bagus, banyak yang menenpel antar satu dengan yang lain, juga kripik yang dihasilkan tidak mengembang, malah mengecil dan agak keras. Selain hal itu, lamanya proses penggorengan dikarenakan kompor yang digunakan adalah kompor masak, kompor kecil. Dalam proses penggerengan ini kami memakai mentega untuk

Setelah digoreng, ditiriskan. Kemudian bumbu “Pedas Manis” racikan kami ditumis. Setelah berbau harum, kripik tersebut dimasukkan ke dalam wajan besar untuk diaduk, sementara kompornya di matikan. Dalam proses pencampuran bumbu ini ada beberapa kendala yang di hasilkan:
-    Kripik singkongnya hancur, menjadi kecil-kecil
-    Banyak minyak yang lengket ke kripiknya, sehingga terlihat basah oleh minyak, dan juga ini sangat merugikan, karena butuh boros minyak.
Setelah proses pencampuran bumbu, didiamkan kurang lebih 10 menit kemudian dilakukan pengemasan. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan Mesin kemas plastik, Tipe PCS200C (panjang 20 cm), yang kami beli dulu melalui uang pribadi. Kendala dalam proses ini adalah belum bisanya anggota dalam mennggunakan mesin kemas. Mereka masih belum bisa mengukur panasnya mesin dengan plastik yang digunakan, kadang terlalu panas, kadang juga terlalu dingin. Jika terlalu panas, menyebabkan  plastik meleleh, sehingga perlu di ganti dengan plastik yang baru agar kemasannya menarik. Jika terlalu dingin, dan ini yang sering terjadi, menyebabkan plastik yang dikemas, hanya menempel sebentar kemudian terlepas. Selain kendala diatas, pada proses pengemasan ini, kami masih belum bisa membuat kemasan menjadi menarik untuk dipandang. Karena memang kripik yang kami produksi, kebanyakan hancur. Selain itu, isi yang terlalu sedikit, dalam satu kemasan yang harganya Rp. 400, - (untuk pedagang) dan Rp. 500,- untuk konsumen, juga menjadi kendala bagi kami untuk terus belajar menemukan yang terbaik.

Kripik yang siap dipasarkan

Untuk kripik yang kami pasarkan ke warung-warung, dikemas dalam plastik besar (pack). Dalam satu plastik besar (pack) berisi 40 bungkus  plastik kecil.

Pemasaran Kripik Singkong, 8 Nopember 2013


Seperti biasa, setelah kami produksi, maka yang kami lakukan adalah memasarkannya. Dalam proses ini kami telah memberdayakan pemuda yang masih belum memiliki pekerjaan tetap. Mereka keliling ke warung-warung untuk memasarkan hasil produksi.  Untuk ketentuan harga ke warung sebagai berikut:
-          Jika dibeli langsung, di bayar tunai, maka harganya Rp. 15.000,-
-          Jika dititipkan, nunggu barang habis, harganya Rp. 16.000,-


0 komentar:

Posting Komentar