Profil Desa Sadan

Desa Sadan, adalah desa yang diapit oleh Bukit Barisan dan Gunung Dempo. Berada pada ketinggihan 710 meter dari permukaan laut dan di wilayah pegunungan membuat suhu di desa ini dingin. Berjarak ± 5 Km dari Kecamatan Jarai dan

Bimbingan Gratis PSP3 Desa Sadan

Kehadiran kami di Desa Sadan Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan ini mungkin masyarakat menganggap kami ini sebagai mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata). DImana biasanya

Perkenalan dengan Kadispora Lahat yang Baru

Ki-Ka: Zainul Idham, S.Pd, Drs. Sutoko,M.si, Bapak Hartawan, Kabid Program Dispora, Paulus Ricky Soegito

Produksi Kripik Singkong KUBE Ibu Mandiri

Dalam produksi kali ini singkong yang kami buat sebanyak 25 Kg. Proses yang dilakukan hampir sama proses pada awal kami buat. Namun yang beda pada proses pengirisan (perajangan singkong). Pada perajangan kali ini lebih berhati-hati dalam memotong, agar tidak terlalu tebal, tidak terlalu tipis.

Pembentukan KUBE Ibu Mandiri Sadan

Dalam pertemuan itu, awalnya kami perkenalkan nama kami selaku PSP3 dan juga maksud dan tujuan kami datang ke desa Sadan, desa mereka, dengan lama waktu dua tahun. Mereka sangat antusias dan welcome atas kehadiran kami. Kemudian alur dari pertemuan itu kami lanjutkan dengan memetakan potensi alam yang ada,

Selasa, 10 Juni 2014

Monitoring PSP3 dari Dispora Lahat di Bulan Juni

Sebagai bentuk tanggung jawab yang diberikan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lahat terhadap keberadaan  Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (PSP3) yang di tempatkan di kecamatan Jarai, Sukamerindu dan Lahat, maka hari ini, Selasa (10/6) mereka melakukan monitoring terhadap PSP3.

Monitoring yang dilakukan oleh Dispora Lahat terhadap PSP3 Lahat, bertempat di balai desa Sadan Kec. Jarai

Teknis monitoring yang dilakukan kali ini adalah dengan mengumpulkan semua PSP3 disatu tempat, baru kemudian mereka meninjau ke masing-masing lokasi penempatan dan usaha yang dilakukan PSP3. Kebetulan kali ini pertemuannya berada di balai  Desa Sadan Kecamatan Jarai, desa Penempatan dari Qosim, S.Pd dan Martinus Raro, S.Ab. Tim Monitoring dari Dispora Lahat berjumlah 6 orang, diantaranya  adalah Ibu Siti, Ibu Yulita dan Mas Pajri dan 3 pegawai lainnya yang belum cukup kami kenal.

Pertemuan dimulai pada pukul 11.00 WIB siang. Pertemuan ini diawali dengan mengabsen masing-masing PSP3 yang hadir oleh Ibu Siti. Nampak semua PSP3 hadir ditempat. Kemudian Ibu siti melanjutkannya dengan menanyakan kendala-kendala yang dihadapi oleh PSP3 dalam menjalankan tugas di desa. Selama kurang lebih setengah jam berdiskusi, kemudian acara ini ditutup dengan makan bersama hasil dari Panen Lele dari usaha Qosim.

Tim Monitoring mengunjungi usaha budidaya ikan Mujair di Desa Sadan milik peserta PSP3, Qosim

Setelah makan siang bersama, tim monitoring kemudian meninjau lokasi usaha budidaya lele dari Martinus Raro, kemudian meninjau usaha budidaya lele dan mujair dari Qosim, dilanjutkan dengan meninjau usaha ayam potong yang dirintis oleh Rizki Al-kharim, dan diakhiri dengan meninjau lokasi Budidaya ikan Mujair yang dibudidayakan oleh Achmad Nidlomudin. (qpl)
 

Senin, 02 Juni 2014

Studi Banding Mandiri ke Lubuk Linggau

Studi Banding ini kami lakukan secara mandiri dari dana pribadi ke Kota lubuk Linggau. Studi Banding ini kami lakukan bersama 4 orang peserta PSP3 dan 1 Orang penunjuk jalan yang dulu pernah bekerja di lubuk linggau, Ponimin namanya.  Empat  peserta PSP3 itu antara lain: Saya sendiri, Yopie Arifma, Rizki Alkharim dan M. Ridwan. Dalam perjalanan lokasi tujuan kami menggunakan motor untuk menmpuhnya. Jarak 200 KM tidak jadi masalah bagi kami karena memang semua kami dari kami didasari oleh rasa keingin tahuan yang sangat tinggi. Studi Banding ini kami lakukan cuma dua hari,  29-30 Mei 2014.
Tempat yang kami jumpai antara lain:
1.    Budidaya Pembesaran Ikan Nila dengan menggunakan kolam air deras

Budidaya ikan Nila pada kolam deras.
Kolam yang kami kunjungi ini adalah kolam dengan sistem air deras. Bibit yang disemai pada kolam ini sebanyak 3 ton dengan ukuran sebesar tiga jari. Harga perkilogramnya Rp.16.500. Kalo tiga ton?? berapa? :)
Pelet yang dipakai untuk pakan Nila ini adalah pelet merk COMFEED, dimana harga per karungnya adalah Rp. 275.000, per karung berisi 30 Kg. Dari awal  hingga panen, selama tiga bulan menghabiskan sebanyak 11 ton pelet. Berapa totalnya biayanya? kalkulasikan aja,.. :) :)

Omset bersih dalam sekali panen usaha ini adalah Rp. 52 juta. Hanya tiga bulan,.. amazing.. (sesuai dengan modalnya),..

Sedang berdiskusi dengan penjaga kolam Nila.


2.    Pembibitan ikan Nila yang luasnya 1,5 Hektar

Kolam seluas 1,5 hektar milik Pak Giran, untuk pembibitan Ikan Nila
Foto bersama Bapak Giran, pemilik Usaha pembibitan ikan Nila
Pak Giran sedang menjelaskan kepada kami proses dan tahapan pembibitan
Bibit ikan Nila yang baru berumur satu hari

3.    Pembibitan dan pembesaran ikan lele

Nah, ini yang memang kami buru ilmunya, pemijahan ikan lele dan pembesaran.   Dari tempat ini kami memperoleh banyak sekali ilmu (teori) tentang lele. Tapai rasanya masih kurang kalo cuma sehari, tidak bisa praktik langsung memijahnya, padahal itu yang kami inginkan.
Aquarium tempat penetasan telur ikan

Bibit lele yang abru di semai

Sampai larut malam kami berdiskusi semua tentang lele.

Dari tempat ini saya membeli Indukan dengan kualitas F2, sebanyak 5 ekor dengan harga 350 ribu. Yang terdiri dari 2 Jantan, 200 ribu dan 3 betina, 150 ribu. Indukan ini rencananya kami praktikkan di desa penempatan kami. Selain itu, kawan kami juga membeli bibit lele yang jumlahnya 500 ekor dengan harga 200 rupiah per ekor, jauh lebih murah dari harga pagar alam yang harganya 400 rupiah per ekor.

4.    Budidaya ayam potong.

Pada Budidaya lele, kami sendiri tidak ikut ke lokasi, karena kami lebih asyik dengan info tentang lele. Pada budidaya ayam potong ini, Rizki Al-Kharim lah yang berdiskusi dengan pemiliknya.



Thank.. gUys,..

Senin, 19 Mei 2014

Pemuda Ini Menyulap Batang Kopi Menjadi Uang


Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa Kota Pagar Alam adalah salah satu penghasil kopi terbesar di bumi Sriwijaya. Setiap tahunnya pasti banyak pohon-pohon kopi yang sudah tua dan di remajakan lagi. Pohon yang sudah tidak produktif biasanya dibuang, hanya bermanfaat untuk kayu bakar.
Hendri Mei, Pemuda kelurahan Sumber Kecamatan Dempo Selatan

Hendri Mei mampu mengubah benda yang kurang bermanfaat itu menjadi sebuah kerajinan tangan yang menghasilkan uang. Pemuda yang bertempat tinggal di Kelurahan Sumber Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagar ALam ini menyulap batang kopi yang tak terpakai itu menjadi asbak. Asbak yang telah dipoles, dijualnya dengan harga Rp. 50.000 hingga Rp. 100.000, tergantung dari segi kerumitan dalam pembuatan.
Asbak yang telah dibakar, tinggal menghaluskan.

Caranya pembuatannya tidak terlalu rumit, dan sampai saat ini masih menggunakan cara manual, tidak menggunakan mesin. Hendri, begitu biasanya dia di panggil, menceritakan kepada kami caranya secara detail. "Awalnya batang kopi kami potong dengan tebal sekitar lima cm, tergantung model. Kemudian kami pahat dalamnya, setelah itu kami bakar. proses pembakaran ini bertujuan untuk memberikan warna kehitan-hitaman bagi asbak. Setelah itu kami haluskan dengan amplas. Setelah halus, baru kemudian kami cat", paparnya.


Asbak yang sudah jad

Bahan yang telah jadi, masih belum dipasarkan kemana-mana, menunggu pembeli yang datang kerumahnya. Kadang dia juga memasarkan ketika ada pameran.

Usaha ini dijalankannya semenjak lima bulan yang lalu."Usaha kami ini sudah kami jalankan sekitar lima bulan yang lalu, dan Alhamdulillah, hasilnya lumayan sebagai usaha sampingan", pungkasnya.

Jumat, 16 Mei 2014

INGIN MENGHINDARI KEMATIAN LELE PADA AWAL BUDIDAYA?








Sangat mudah untuk dijumpai postingan di forum-forum yang menyatakan bahwa lelenya mengambang di permukaan, berdiri tegak ikut upacara dan kena penyakit ini itu dan pada akhirnya berujung pada kematian. Semangat yang berlebih diawal budidaya terkadang membuat kita terlupa untuk mempersiapkan media air tempat lele akan hidup dan tumbuh. Saking semangatnya ingin semuanya cepat namun yang terjadi justru lebih harus “panen” lebih awal, tiap hari nyerok lele yang mati.
KONSTRUKSI KOLAM
Kolam hendaknya dirancang untuk mempermudah perawatan, pergantian air dan pembuangan kotoran (baca postingan tentang konstruksi kolam).
STERILISASI KOLAM
Untuk kolam terpal/semen, kolam dibersihkan dari kerak atau lumut dan cuci dengan disinfectant. Untuk kolam baru dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa bahan kimia. Untuk kolam tanah, lakukan pengeringan, pengapuran dll (baca postingan budidaya di kolam tanah)
PERSIAPAN MEDIA
Persiapan media adalah langkah awal budidaya yang penting untuk menyediakan media bagi lele untuk hidup dan tumbuh. Standard kualitas media air bagi tumbuh kembangnya lele adalah :
- Ph air pada kisaran normal 7-8
- Kadar oksigen terlarut dalam air (dissolved oxygen-DO) 5 ppm
- Suhu ideal air kolam 25-280
Harus disadari bahwa lele terutama yang masih kecil (benih) sangat rentan terhadap segala bentuk perubahan baik itu Ph maupun suhu dan tidak suka air baru.
Persiapan media adalah mengkondisikan air agar “matang” bisa melalui :
- Pengendapan di bak penampungan selama 1 minggu, jika punya aerator dapat dinyalakan.
- Penambahan garam 100gr/m3, bertujuan untuk menekan pertumbuhan jamur/parasit dan menetralkan Ph. Dapat juga menggunakan dolomit untuk kolam dengan media tanah/semen yang cukup luas.
-Khusus untuk kolam statis dengan minim pergantian air, sangat disarankan untuk mempergunakan aplikasi mikroba untuk membantu mengola limbah organik dari feses dan sisa-sisa pakan.
-Daun papaya dapat juga diberikan di kolam selain untuk menetralkan Ph juga sebagai tempat “nangkring” benih
-Untuk benih, jangan ragu untuk mempergunakan sirkulasi kecil untuk membantu menyediakan kadar oksigen terlarut yang cukup atau aerasi kecil dan merata (jangan sampai menimbul arus yang terlalu besar yang dapat menguras tenaga lele untuk bertahan di tengah arus).
Sepanjang kita dapat memenuhi standard kualitas air seperti diatas sepanjang masa budidaya, diharapkan dapat menekan tingkat kematian.
FAKTOR BENIH
Jangan anggap enteng tentang kualitas benih karena bila salah memilih bisa gagal total:
- Benih harus berasal dari Indukan yang unggul yang telah mengalami pemuliaan dan perbaikan genetik, tidak asal besar.
- Hindari beli benih di pasar dengan sistem beli habis perkara, sebisa mungkin belilah dari pembenih yang Anda kenal dan terpercaya yang sudah punya pengalaman bagaimana cara mengirim benih yang benar dan minimal jika terjadi apa-apa dengan benih lele, Anda tahu kemana harus komplain.
- Benih harus sehat dan lincah
- Usahakan membeli benih yang berasal dari lingkungan yang mirip dengan kolam budidaya kita. Benih yang dipelihara di kolam tanah kurang cocok untuk dibudidayakan di kolam terpal/semen.
- Belilah benih yang sudah divaksinasi agar punya kekebalan terhadap penyakit dan lakukan vaksinasi lanjutan agar lele punya kekebalan pada level protective.
AKLIMATISASI
Penebaran benih merupakan kegiatan awal yang penting dalam budidaya lele, kesalahan dalam penebaran benih dapat berakibat fatal. Benih yang dibawa dengan transportasi jarak jauh akan membuat benih dalam kondisi lemah dan bila langsung ditebar, benih berpotensi stress dan bisa berujung pada kematian. Sebelum disebar perlu dilakukan aklimatisasi yaitu proses adaptasi/ penyesuaian dengan lingkungan kolam yang baru. (baca lebih lanjut pastingan terkait)
PADAT TEBAR
Padat tebat standard sekitar 200-300 ekor/m3, padar tebar bisa ditambah jika Anda sudah menguasai teknik budidaya dan daya dukung kolam memadai untuk menyediakan kualitas air yang layak untuk tumbuh kembangnya lele seperti diatas dengan tambahan alat bantu seperti aerasi/sirkulasi.
MENCEGAH LEBIH BAIK DARI MENGOBATI
Sudah banyak postingan tentang penyakit lele, namun terus terang mengobati lele apalagi jumlahnya banyak adalah pekerjaan yang membuang uang dan waktu yang akan menambah biaya produksi kita.
Sumber dari sebagian besar penyakit adalah kualitas air yang buruk yang disebabkan oleh akumulasi bahan organic yang membusuk, mencemari air kolam, menimbulkan gas beracun (ammonia), ph air drop dan menjadi media yang subur bagi berkembangnya jamur dan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit pada lele, maka cara yang mudah dan murah adalah mencegah agar bakteri dan jamur sebagai sumber penyakit tidak berkembang biak dengan menjaga kualitas air :
- Rutin melakukan pergantian air
- Hindari overfeeding atau pemberian pakan secara berlebihan karena selain boros juga dapat cepat merusak kualitas air.
- Rutin membuang kotoran/air dasar kolam
- mengkultur mikroba baik agar mendominasi kolam dan menekan bakteri pathogen
- Melakukan monitoring kualitas air secara rutin dan mengambil langkah yang diperlukan jika kualitas air mulai turun. Penting bagi pembudidaya untuk memiliki alat ukur minimal Ph Meter
PENGGUNAAN HERBAL ALAMI
Kita bisa memanfaatkan tumbuhan yang mempunyai manfaat dalam budidaya lele baik untuk kesehatan lele atau yang mengandung zat imunostimulan untuk kekebalan terhadap serangan bakteri seperti bawang putih, daun sirih, kunyit dan daun papaya, daun ketapang, mengkudu dll.
Dengan menerapkan hal-hal tersebut diatas, diharapkan dapat menghindari kematian di awal budidaya dan bila kita bisa menjaga kualitas air tetap layak bagi tumbuh kembang lele, diharapkan bisa panen dengan hasil yang baik.
Salam dari kami Progo Mandiri Farm – mohon koreksi.

diambil dari: https://www.facebook.com/upr.progomandiri/posts/1424098594525660

Pasar Mingguan itu Disebut Kalangan

Suasana kalangan di Pasar Jarai


Apakah arti kalangan? Jika kita mencari arti kata dari Kalangan di kamus Besar Bahasa Indonesia yang akan kita temukan adalah: ka·lang·an n galangan (kapal, perahu, dsb). Atau kemungkinan yang kedua adalh Kalangan berasal dari bahasa Bessemah yang tersusun dari kata: Kalang-an. Kalang, jika diartikan ke bahasa Indonesia artinya adalah ikan lele, ikan kalang orang besemah menyebutnya. Sedangkan -an adalah akhiran. Itu arti dari hasil otak-atik yang mungkin bisa nyambung. Tapi kayaknya gak bisa disambungkan, karena definisi Kalangan yang sebenarnya adalah pasar mingguan yang yang berada di setiap pasar kecamatan di daerah Besemah. Jika di Jawa Timur, istilah kalangan ini adalah pasaran.

Suasana pasar kalangan

Seorang pembeli sedang tawar menawar dengan penjual

Di pasar kecamatan Jarai, hari kalangan adalah setiap hari Sabtu. Para pedagang dari mana-mana datang untuk menggelar dagangannya, begitupun dengan para pembeli yang sangat ramai. Sangking ramainya setiap kalangan, membuat jalan lintas Bengkulu - Pagar Alam ini macet. Macet ini dikarenakan banyak angkutan desa yang parkir di jalan menunggu para pembeli. Ini salah satu hal negatif dari kalangan ini yang harusnya diantisipasi oleh pemerintah setempat agar tidak menggangu pengguna jalan.
Macet yang disebabkan ramainya kalangan
Dengan banyaknya penjual yang ada, harga yang ditawarkan ke pembelipun lebih murah dari  harga biasanya. Harga ikan Mujair misalnya yang harganya berkisar 25 ribu perkilogram pada hari biasa, di kalangan harganya bisa menjadi 20-22ribu per kilogram. (qpl)

Sortir Ikan Lele Kelompok Binaan Martinus Raro

Kelompok pemuda  binaan Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (PSP3) di desa Sadan Kecamatan Jarai, Lahat, Sumsel,  yang berkarya dalam budidaya lele ini sedang mensortir ikan lele yang sudah berumur dua bulan. Terlambat memang waktu sortir, sehingga pertumbuhan lele tidak sama, ada yang besar dengan lebar badan 7 cm sebanyak delapan ekor, ada pula yang masih kecil, sama seperti keadaan waktu dulu tebar bibit.

Proses Pensortiran

Pertumbuhan Lele yang tidak sama

Lele yang besar-besar






Sortir Ikan Lele (i)

Sortir Ikan Lele (ii)

Persiapan Kolam Untuk Pemijahan Lele



Jum'at pagi, (16/2) agenda yang kami lakukan adalah mengangkat lumpur yang ada di kolam. Kolam berbentuk segitiga dengan panjang masing-masing sisi berkisar lima meter ini akan kami buat sebagai tempat penampungan indukan lele. Lele yang akan kami tebarkan sebanyak 10 indukan dengan 3 jantan dan 7 betina.

Kolam yang akan kami buat proses penampungan indukan lele

Menurut kawan PSP3 Aromantai, Yopi Arifma, yang juga ikut membantu dalam proses pengangkatan lumpur ini, kedalaman kolam untuk penampungan induk lele adalah sekitar 50 cm."Kolam untuk indukan yang baik dalamnya sekitar 50 cm", ucapnya.


Proses pendalaman kolam (1)

Proses pendalaman kolam (2)

Selain Yopi Arifma, pengangkatan lumpur untuk pemijahan lele ini dibantu oleh  kawan-kawan PSP3 lainnya, Martinus Raro,  dan Achmad Nidlomudin. Juga, kegiatan ini dibantu oleh Bambang, pemuda desa Sadan yang merupakan anak dari Bapak Aman, pemilik lahan.


Istirahat sambil ngopi setelah selesai melakukan pendalaman kolam (1)

Istirahat sambil ngopi setelah selesai melakukan pendalaman kolam (2)

Setelah dua jam lebih, akhirnya mengeruk lumpur dari kolam yang kedalaman awalnya 10 cm menjadi 50 cm kami nyatakan selesai dan kami biarkan dahulu untuk proses selanjutnya, yaitu pelepasan indukan. (qpl)



Rabu, 14 Mei 2014

Rapat Bulanan dan Perkenalan dengan Kadispora Lahat

Seiring dengan dengan usainya penyelenggaraan pemilihan calon legislatif di kabupaten Lahat, Bapak Bupati Lahat, Aswari Rivai, melakukan perombakan besar-besaran pada PNS bawahannya. Entah ini merupakan dampak pileg atau memang skenario ideal pemerintahan kab. Lahat yang merupakan rancangan Bapak Bupati sebelum menjabat kedua kalinya. Dalam mutasi ini, kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Bapak Masroni, dimutasi dan digantikan oleh Bapak Drs. Sutoko, M.Si sebagai kepala Dinas Pemuda dan Olahraga yang baru.

Bertepatan dengan adanya rapat bulanan yang kebetulan di selenggarakan di Kelurahan Sari Bunga Mas, Kecamatan Lahat, pada hari Senin (12/5), maka kami mengambil kesempatan itu untuk mendatangkan kepala Dinas yang baru sebagai momen untuk berkenalan dengan kami. Awalnya kabid Kepemudaan, Bapak Zainul Idham kurang bisa memastikan bisa mendatangkan beliau, karena beliau sedang sibuk dengan masih rangkap jabatannya dengan menjadi kepala sekolah STM. Namun, sehari sebelum acara dilaksanakan, Bapak Zainul Idham memberikan kabar bahwa kepala dinas, bisa hadir dalam rapat bulanan yang kami selenggarakan.

Senin, di hari kedua belas bulan Mei, kami pun berangkat dari desa penempatan sekitar pukul 9.00 WIB dengan menaiki mobil carry yang kami carter. Setelah naik turun pengunungan dan bukit, setelah melewati peralihan cuaca dari dingin ke panas, setelah melalui kota Pagar Alam, setelah lebih dua jam melintas, kami pun sampai di lokasi pertemuan rapat bulanan di kelurahan Sari Bunga Mas, tempat penempatan dari kawan kami, Ricky Sugito. Rupanya, Bapak kepala Dinas yang baru beserta perangkatnya sudah lama menunggu kami di kelurahan tersebut.

Selang beberapa menit, seteleh kita sejenak bernafas menghirup udara bebas, menghilangkan sedikit penat yang timbul dalam perjalanan, acarapun di mulai. Ada 4 orang yang duduk di depan forum, ada Bapak Zain Idham (kabid kepemudaan), Kepala Dinas, Drs. Sutoko, M.Si, Kepala Kelurahan Sari bungaMas, Bapak Hartawan dan Kepala Bidang Program Dispora yang dulunya menjadi camat Tanjung Tebat. Paulus Ricky Soegito, membuka rapat tersebut. Dilanjutkan dengan Sambutan oleh kepala Bidang Kepemudaan Dispora Lahat, Zainul Idham. dalam Sambutannya, beliau menyampaikan laporan keberadaan PSP3 Lahat yang semula berjumlah 12 orang tinggal 11 Orang, 1 orang pulang berasal dari Papua tanpa pamit. Selain itu, beliau juga menyampaikan, bahwa PSP3 di Kabupaten Lahat ini usaha yang di jalankan kebanyakan adalah budidaya Lele.

Ki-Ka: Zainul Idham, S.Pd, Drs. Sutoko,M.si, Bapak Hartawan, Kabid Program Dispora, Paulus Ricky Soegito
Drs. Sutoko, M.Si, Sedang memberikan sambutan sekaligus memperkenalkan diri




Sambutan selanjutnya adalah dari Bapak Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kab. Lahat, Drs. Sutoko, M.Si. Dalam sambutannya beliau berpesan kepada PSP3, agar memanfaatkan kesempatan yang telah di berikan pemerintah, untuk melakukan yang terbaik, bagi desa yang di tempati. Selain itu, beliau berpesan agar kita melakukan koreksi diri terhadap keberadaan kita di desa penempatan. Titik tekan yang harus di koreksi dari delapan bulan PSP3 tinggal di desa adalah dampaknya terhadap masyarkat, apakah bermanfaat ataukah merugikan. Beliau juga berpesan kepada kami, agar selalu berkoordinasi dengan perangkat-perangkat pemerintahan, dari kades hingga Camat serta tokoh-tokoh masyarakat di desa itu, agar terciptanya hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan untuk kemajuan desa. Kemudian di akhir sambutannya, beliau memperkenalkan diri.

Acara selanjutnya, perkenalan  dan pemaparan usaha yang dilakukan  serta kendalanya oleh masing-masing PSP3. Dimulai dari kami sendiri dengan usaha Kripik SIngkong, Budidaya lele dan budidaya Mujair. Dilanjutkan oleh Getreda Laga Hae dengan budidaya lelenya, Achmad Nidlomuddin dengan Budidaya lele juga, Feby Ishak Seran dengan krajinan flanelnya, Yopi Arifma dengan usaha itik dan lelenya, Martinus Raro dengan usaha lelenya, Rizki Al-Kharim dengan budaya ayam potongnya, Mery dengan usaha lelenya, Kudrat dengan usaha lelenya, Ridwan juga lele, dan di akhiri oleh Paulus Ricky Soegito yang juga membudidayakan usaha lele. Tidak lupa kami menambahkan, bahwa PSP3 Lahat telah mempunya web resmi psp3lahat.tk yang kami gunakan sebagai alat untuk mengenang dan mengabadikan apa yang telah kita lakukan dan juga sebagai  media informasi bagi adik-adik psp3 selanjutnya.

Martinus Raro, S.AB sedang memperkenalkan diri dan menjelaskan usahanya

Yopi Arifma, S. Pd, sedang memperkenalkan didi dan menjelaskan usaha itiknya.

Setelah perkenalan, Bapak Kepala Bidang Kepemudaan, Zainul Idham, mengapresiasi terhadap kenerja yang dilakukan selama 8 bulan di kabupaten Lahat. Juga menurut unformasi yang telah didapatnya dari dispora provinsi Sumatera Selatan, PSP3 yang ada di Kabupaten Lahat lebih baik dari PSP3  Pagar Alam.

Bapak Sutoko, kadispora Lahat, juga menambahkan akan mendukung usaha yang telah dilakukan oleh PSp3 yang kebanyakan adalah usaha lele. Salah satu dukungan yang diberikan adalah dengan menjanjikan akan mengadakan kegiatan studi banding ke perikanan ikan lele yang melakukan pemijahan di sekitar lahat yang telah berhasil.

Acara berlangsung nyaman dan tertib, meskipun cuaca lahat yang sangat panas. Acara pertemuan dan perkenalan dengan kadispora  baru ini kemudian ditutup dengan makan bersama. (qpl)

Sabtu, 10 Mei 2014

BIMBINGAN BELAJAR PSP3 DESA SADAN

BIMBINGAN BELAJAR PSP3

Kehadiran kami di Desa Sadan Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan ini mungkin masyarakat menganggap kami ini sebagai mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata). DImana biasanya Program Mahasiswa KKN adalah dengan memberikan Bimbingan belajar gratis kepada anak-anak sekolah di sekitar.

Qosim, S.Pd sedang memberikan bimbingan belajar di Balai Desa Sadan

Karena hal itu maka kemudian ada beberapa anak yang minta kursus. Dengan berbasik dari jebolan keguruan, maka 'hanya' begitu kemudian kami layani untuk memngajari mereka, membantu mereka dalam belajarnya.

Seriring dengan berjalannya waktu, dengan info dari mulut kemulut, anak didik kami pun terus bertambah. sehingga kami merasa kerepotan dalam mengajar. Terlebih dikarenakan kelas mereka yang tidak sama. Ada yang kelas 1,2,3,4,5,6 SD, ada pula yang SMP. Serta pelajaran yang mereka minta ajari juga tidak sama, lebih banyak pelajran matematika.


Proses Kegaiatan Belajar Mengajar pada setiap pertemuan



Proses Kegaiatan Belajar Mengajar pada setiap pertemuan




Proses Kegaiatan Belajar Mengajar pada setiap pertemuan

Untuk mengatasi hal itu, maka kami jadwal pelajaran yang kami ajarkan:
Senin mata pelajaran Matematika,
Selasa mata pelajaran IPA
Rabu mata pelajaran Bahasa Matematika,
Kamis Mata pelajaran Matematika, dan
Jum'at mata pelajaran Bebas.

Selain mata pelajaran, jam belajarnyapun kami atur:
1. 13.00 - 14.00 WIB Kelas 2-3
2. 14.00 - 15.00 WIB Kelas 4-5
3. 15.00 - 16.00 WIB Kelas 6-7
4. 16.00 - 17.00 WIB Kelas 8

Jumlah siswa kami pada saat itu mencapai 60 anak.  berikut nama-namanya:

No    Nama lengkap    Kelas
1    Adelia Putri    II
2    Berli Aji Saputra    II
3    Dessy Adha Yurisa    II
4    Indira Sukarti    II
5    Pipen Polenza     II
6    Yagi Pramuga    II
7    Ade Tria Utami    III
8    Cintya  Julianti    III
9    Desta Mulya Listara    III
10    Imelia Susanti    III
11    Karolin Ajelita    III
12    Lorenza Arizanda    III
13    Repa Oktriani    III
14    Selpia Anggaraini    III
15    Sifa Salsabila    III
16    Tara Aprilian Lestari    III
17    Yolanda Januarti    III
18    Sofi Fitriyah    IV
19    Vemas Arjuna    IV
20    Cindi Fajarian    IV
21    Marsela Dwi P    IV
22    Pitriya Adistriani    IV
23    Viola Nur Intan    IV
24    Rahman Januarti    IV
25    Ezen Mangkulangit    IV
26    Aika Nur Hariyati    IV
27    M. Yusuf Saleh    IV
28    Dona Elpadora    IV
29    Olpa Purnamasari    IV
30    Bagas Aldiansyah    IV
No    Nama lengkap    Kelas
31    Ade Dwi Banwarti    V
32    Iis Marista    V
33    Nia Sefka Sari    V
34    Pili Apriani    V
35    Puja Tria    V
36    Rindi Agusfrian    V
37    Tania Ayu P. H    V
38    Tesa Anggriani    V
39    Tesa Moneka    V
40    Tegar Januarta    V
41    Adef Putra Rivaldo    VI
42    Audita Putri Rahman    VI
43    Caca Yunita    VI
44    Cahya Delvia    VI
45    Gita permata sari    VI
46    Mayang Sepriyani    VI
47    Melani Nasya Putri    VI
48    Messy preti Sella    VI
49    Oktabel Khoibi    VI
50    Popi Deni lestari    VI
51    Robbeliy   Pra  yoga    VI
52    Tera Nurpaiza    VI
53    Yunisarita    VI
54    Yunita Gustina    VI
55    Astra Wira    VII
56    Bagaskara    VII
57    Elsa Mayori Agustia    VII
58    Peni Bela Agustari    VII
59    Amelia Berta    VIII
60    Lola Maizera    VIII

Proses Kegaiatan Belajar Mengajar pada setiap pertemuan

Selain siswa-siswa di atas, kemudian ada anak TK dan kelas 1 yang juga minta dilesi. kewalahan kami.

Banyaknya murid yang les dengan gratis ini, menemukan kendala. Salah satu kendalanya adalah rusaknya banyak rusaknya meja di balai Desa. Untuk mengatasi hal tersebut, meja yang memang terbuat dari bahan yang mudah rusak itu, kemudian kami modifikasi dengan tangan dan biaya sendiri. Kami benahi dan kami jadikan 5 meja kecil yang telah kami ukur dengan tinggi anak. Alhamdulillah ilmu pertukangan yang kami punyai bisa bermanfaat.

Seiring dengan berjalannya waktu, lambat laun, siswa yang kursus di balai Desa ini perlahan menjadi sedikit. Mereka sudah mulai malas. Karena bisa jadi mereka kursus hanya ikut-ikutan teman. Setelah bosan maka mereka memilih bermain.

Kegiatan Bimbingan belajar ini habis (tidak berjalan lagi) saat mulai liburan Semester 1, Bulan Januari 2014. karena sekolah libur, maka lesnya juga libur. Hingga awal masuk sekolah (liburan usai), ternyata tidak ada yang les lagi. Sebenarnya kami bisa untuk merangsang kembali anak-anak untuk kembali kursus, tapi akmi yang malas, dikarenakan memang kami di tugaskan ke desa bukan untuk mengajar seperti program INDONESIA MENGAJAR. Tepat 3 bulan kami mengadakan bimbingan belajar gratis ini.

PEMBELIAN ALAT PERAJANG DAN PENGEMAS

PEMBELIAN ALAT PERAJANG DAN PENGEMAS

Semangat dan kekompakan anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Ibu Mandiri Sadan sangat besar. Melihat semangat itu, untuk memudahkan mereka dan juga mempercepat dalam setiap proses produksi, maka kami berinisitif untuk membelikan mereka dahulu Alat perajang Singkong dan Juga alat pengemas. Sambil, menunggu Dana Rintisan Usaha dari Kemenpora cair sebesar lima Juta.


Alat Pengemas Kripik yang kami gunakan seharga Rp. 180.000

Proses Pengemasan


Kami membeli alat ini di di Kabupaten Lahat dengan harga alat perajang Rp. 385.000 dan harga alat pengemas Rp. 180.000.
ALat perajang singkong manual dengan 4 mata pisau




Proses pemotongan kripik dengan alat yang baru dibeli


Dengan adanya kedua alat itu, proses produksi semakin cepat, lebih-lebih pada proses perajangan dimana alat perajang tersebut mempunyai empat mata pisau.