Sangat mudah untuk dijumpai postingan di forum-forum yang menyatakan
bahwa lelenya mengambang di permukaan, berdiri tegak ikut upacara dan
kena penyakit ini itu dan pada akhirnya berujung pada kematian. Semangat
yang berlebih diawal budidaya terkadang membuat kita terlupa untuk
mempersiapkan media air tempat lele akan hidup dan tumbuh. Saking
semangatnya ingin semuanya cepat namun yang terjadi justru lebih harus
“panen” lebih awal, tiap hari nyerok lele yang mati.
KONSTRUKSI KOLAM
Kolam hendaknya dirancang untuk mempermudah perawatan, pergantian air
dan pembuangan kotoran (baca postingan tentang konstruksi kolam).
STERILISASI KOLAM
Untuk kolam terpal/semen, kolam dibersihkan dari kerak atau lumut dan
cuci dengan disinfectant. Untuk kolam baru dicuci dengan air mengalir
untuk menghilangkan sisa bahan kimia. Untuk kolam tanah, lakukan
pengeringan, pengapuran dll (baca postingan budidaya di kolam tanah)
PERSIAPAN MEDIA
Persiapan media adalah langkah awal budidaya yang penting untuk
menyediakan media bagi lele untuk hidup dan tumbuh. Standard kualitas
media air bagi tumbuh kembangnya lele adalah :
- Ph air pada kisaran normal 7-8
- Kadar oksigen terlarut dalam air (dissolved oxygen-DO) 5 ppm
- Suhu ideal air kolam 25-280
Harus disadari bahwa lele terutama yang masih kecil (benih) sangat
rentan terhadap segala bentuk perubahan baik itu Ph maupun suhu dan
tidak suka air baru.
Persiapan media adalah mengkondisikan air agar “matang” bisa melalui :
- Pengendapan di bak penampungan selama 1 minggu, jika punya aerator dapat dinyalakan.
- Penambahan garam 100gr/m3, bertujuan untuk menekan pertumbuhan
jamur/parasit dan menetralkan Ph. Dapat juga menggunakan dolomit untuk
kolam dengan media tanah/semen yang cukup luas.
-Khusus untuk kolam
statis dengan minim pergantian air, sangat disarankan untuk
mempergunakan aplikasi mikroba untuk membantu mengola limbah organik
dari feses dan sisa-sisa pakan.
-Daun papaya dapat juga diberikan di kolam selain untuk menetralkan Ph juga sebagai tempat “nangkring” benih
-Untuk benih, jangan ragu untuk mempergunakan sirkulasi kecil untuk
membantu menyediakan kadar oksigen terlarut yang cukup atau aerasi kecil
dan merata (jangan sampai menimbul arus yang terlalu besar yang dapat
menguras tenaga lele untuk bertahan di tengah arus).
Sepanjang
kita dapat memenuhi standard kualitas air seperti diatas sepanjang masa
budidaya, diharapkan dapat menekan tingkat kematian.
FAKTOR BENIH
Jangan anggap enteng tentang kualitas benih karena bila salah memilih bisa gagal total:
- Benih harus berasal dari Indukan yang unggul yang telah mengalami pemuliaan dan perbaikan genetik, tidak asal besar.
- Hindari beli benih di pasar dengan sistem beli habis perkara, sebisa
mungkin belilah dari pembenih yang Anda kenal dan terpercaya yang sudah
punya pengalaman bagaimana cara mengirim benih yang benar dan minimal
jika terjadi apa-apa dengan benih lele, Anda tahu kemana harus komplain.
- Benih harus sehat dan lincah
- Usahakan membeli benih yang berasal dari lingkungan yang mirip dengan
kolam budidaya kita. Benih yang dipelihara di kolam tanah kurang cocok
untuk dibudidayakan di kolam terpal/semen.
- Belilah benih yang
sudah divaksinasi agar punya kekebalan terhadap penyakit dan lakukan
vaksinasi lanjutan agar lele punya kekebalan pada level protective.
AKLIMATISASI
Penebaran benih merupakan kegiatan awal yang penting dalam budidaya
lele, kesalahan dalam penebaran benih dapat berakibat fatal. Benih yang
dibawa dengan transportasi jarak jauh akan membuat benih dalam kondisi
lemah dan bila langsung ditebar, benih berpotensi stress dan bisa
berujung pada kematian. Sebelum disebar perlu dilakukan aklimatisasi
yaitu proses adaptasi/ penyesuaian dengan lingkungan kolam yang baru.
(baca lebih lanjut pastingan terkait)
PADAT TEBAR
Padat tebat
standard sekitar 200-300 ekor/m3, padar tebar bisa ditambah jika Anda
sudah menguasai teknik budidaya dan daya dukung kolam memadai untuk
menyediakan kualitas air yang layak untuk tumbuh kembangnya lele
seperti diatas dengan tambahan alat bantu seperti aerasi/sirkulasi.
MENCEGAH LEBIH BAIK DARI MENGOBATI
Sudah banyak postingan tentang penyakit lele, namun terus terang
mengobati lele apalagi jumlahnya banyak adalah pekerjaan yang membuang
uang dan waktu yang akan menambah biaya produksi kita.
Sumber
dari sebagian besar penyakit adalah kualitas air yang buruk yang
disebabkan oleh akumulasi bahan organic yang membusuk, mencemari air
kolam, menimbulkan gas beracun (ammonia), ph air drop dan menjadi media
yang subur bagi berkembangnya jamur dan bakteri yang dapat menimbulkan
penyakit pada lele, maka cara yang mudah dan murah adalah mencegah agar
bakteri dan jamur sebagai sumber penyakit tidak berkembang biak dengan
menjaga kualitas air :
- Rutin melakukan pergantian air
- Hindari overfeeding atau pemberian pakan secara berlebihan karena selain boros juga dapat cepat merusak kualitas air.
- Rutin membuang kotoran/air dasar kolam
- mengkultur mikroba baik agar mendominasi kolam dan menekan bakteri pathogen
- Melakukan monitoring kualitas air secara rutin dan mengambil langkah
yang diperlukan jika kualitas air mulai turun. Penting bagi pembudidaya
untuk memiliki alat ukur minimal Ph Meter
PENGGUNAAN HERBAL ALAMI
Kita bisa memanfaatkan tumbuhan yang mempunyai manfaat dalam budidaya
lele baik untuk kesehatan lele atau yang mengandung zat imunostimulan
untuk kekebalan terhadap serangan bakteri seperti bawang putih, daun
sirih, kunyit dan daun papaya, daun ketapang, mengkudu dll.
Dengan menerapkan hal-hal tersebut diatas, diharapkan dapat menghindari
kematian di awal budidaya dan bila kita bisa menjaga kualitas air tetap
layak bagi tumbuh kembang lele, diharapkan bisa panen dengan hasil yang
baik.
Salam dari kami Progo Mandiri Farm – mohon koreksi.
diambil dari:
https://www.facebook.com/upr.progomandiri/posts/1424098594525660